MANAJEMEN MUTU TERPADU DI MADRASAH
A. Pengertian
Manajemen Mutu Terpadu
Manajemen
berasal dari kata “to manage” yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui
proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi
manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Manajemen mutu terpadu (Total Quality
Management) dalam konteks pendidikan merupakan sebuah filosofi metodologi
tentang perbaikan terus-menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis
kepada setiap institutsi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan
harapan pelanggan, saat ini maupun masa yang akan datang (Edward Sallis, 2006:73).
MMT menurut Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1995) ialah suatu pendekatan
dalam uasaha memaksimalkan daya saing melalui perbaikan terus-menerus atas
jasa, manusia, produk, dan lingkungan.
TQM atau MMT merupakan suatu filosofi peningkatan
kualitas secara berkelanjutan dan dapat dijadikan alat praktis oleh lembaga
pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan sekarang
dan masa mendatang dalam bidang pendidikan. Dengan demikian Manajemen Mutu
Terpadu Pendidikan ialah budaya peningkatan mutu pendidikan secara
terus-menerus, fokus pada pelanggan sekolah demi kepuasan jangka panjangnya,
dan partisipasi warga sekolah, keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Unsure-unsur dalam Manajemen Mutu Terpadu
Pendidikan tersebut yaitu:
1. Perbaikan Terus-menerus
MMT akan menjadikan suatu
gagasan sebagai sebuah filosofi bahwa perubahan terus-menerus hanya dapat
dicapai oleh dan melalui orang. Perbaikan terus menerus, artinya mutu selalu
diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Perbaikan
terus-menerus oleh orang Jepang disebut kaizen. Kaizen diterjemahkan sebagai
perbaikan sedikit demi sedikit, tetapi terus-menerus. Esensi kaizen adalah
memperbaiki yang kecil-kecil dan yang mudah-mudah dahulu, untuk mendapatkan
keberhasilan. Dengan keberhasilan timbul rasa percaya diri untuk memperbaiki yang
besar-besar.
2. Fokus Pada Pelanggan
Misi utama TQM atau MMT adalah memenuhi kepuasan pelanggan. Menurut Petern
& Waterman (1982) semua organisasi yang ingin mempertahankan keberadaannya
harus berobsesi pada mutu. Mutu harus sesuai dengan persyaratan yang diinginkan
pelanggan. Mutu adalah keinginan pelanggan bukan keinginan sekolah. Pelanggan
adalah raja yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya.
B. Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Terpadu
Untuk menjalankan mutu terpadu diperlukan suatu
perubahan baik perubahan dalam budaya dan sistem nilai dari suatu organisasi,
yang harus mengacu pada prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu. Menurut Hensler
dan Brunell (dalam Sceuning dan Christopher,1993) ada empat prinsip utama dalam
Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP), yaitu:
1. Kepuasan Pelanggan
Prinsip mutu, yaitu
memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Dalam manajemen mutu
terpadu, pelanggan dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Pelanggan internal (di dalam organisasi sekolah)
b.
Pelanggan eksternal (di luar
organisasi sekolah)
Organisasi
dikatakan bermutu apabila kebutuhan pelanggan bisa dipenuhi dengan baik. Dalam
arti bahwa pelanggan internal, misalnya guru, selalu mendapat pelayanan yang
memuaskan dari petugas TU, kepala Sekolah selalu puas terhadap hasil kerja guru
dan guru selalu menanggapi keinginan siswa. begitu pula pada pelanggan
eksternal misalnya orang tua siswa, masyarakat dll.
2. Respek Terhadap Setiap Orang
Orang yang ada di
organisasi dipandang sebagai sumber daya organisasi yang paling bernilai dan
dipandang sebagai asset organisasi. Oleh karena itu, setiap orang diperlukan
dengan baik dan diberikan kesempatan untuk berprestasi, berkarier dan
berpartisipasi dalam mengambil keputusan.
3. Manajemen Berdasarkan Fakta
Setiap keputusan
berdasarkan fakta, bukan pada perasaan (feeling). Ada dua konsep yang berkaitan
dengan hal ini, yaitu:
a. Prioritasi, yakni suatu konsep bahwa perbaikan
tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat
keterbatasan sumber daya yang ada.
b. Variasi atau variabilitas kinerja manusia. Data statistic dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang
merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi.
4. Perbaikan Terus-menerus
Agar dapat sukses setiap
sekolah perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan
berkesinambungan.
C. Komponen-Komponen MMT
Komponen-komponen MMT mempunyai unsure utama
(Goetsch & Davis, 1994) sebagai berikut:
1. Fokus Pada Kepuasan Pelanggan
Dalam MMT, baik pelanggan
internal maupun eksternal merupakan driven. Pelanggan eksternal menentukan
mutu lulusan, sedangkan pelanggan internal menentukan mutu, proses, dan
lingkungan yang berhubungan dengan lulusan.
2. Obsesi Terhadap Mutu
Dalam organisasi yang
menerapkan MMT, pelanggan menentukan mutu. Dengan mutu tersebut, organisasi
harus terobsesi untuk memenuhi yang diinginkan pelanggan yang berarti bahwa
semua karyawan berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaan.
3. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ini sangat
diperlukan terutama untuk mendesain pekerjaan, dalam proses pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain
tersebut.
4. Komitmen Jangka Panjang
MMT merupakan paradigma
baru, untuk itu dibutuhkan budaya sekolah yang baru pula.
5. Kerja Sama Tim
Organisasi MMT menerapkan kerja sama tim, kemitraan dijalin dan dibina,
baik antar warga sekolah maupun luar sekolah.
6. Perbaikan Secara Terus Menerus
Setiap produk
memanfaatkan proses tertentu dalam suatu sistem sehingga sistem yang ada perlu
diperbaiki secara terus-menerus agar mutu dapat meningkat.
7. Pendidikan dan Pelatihan.
Dalam menerapkan MMT di
sekolah, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang mendasar, dengan
pendidikan dan pelatihan setiap guru dan staff tata usaha akan meningkat
keterampilan teknisnya.
8. Kebebasan Yang Terkendali
Kebebasan yang timbul
karena keterlibatan dan pemberdayaan guru dan staff tata usaha dalam
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan hasil pengendalian yang
terencana.
9. Kesatuan Tujuan
Agar MMT dapat diterapkan
dengan baik maka sekolah harus memiliki kesatuan tujuan yang jelas.
10.
Adanya keterlibatan dan
Pemberdayaan Guru dan Staff Tata Usaha.
Keterlibatan guru dan
staff tata usaha merupakan hal yang penting dalam menerapkan MMT.
D. Elemen Pendukung TQM,
1.
Kepemimpinan, Seorang
manajer bimbingan belajar harus mampu memimpin anak buahnya untuk mencapai
tujuan lembaga tersebut. Ketika TQM digunakan sebagai kunci proses manajemen,
peranan manajer adalah sebagai penasehat, pembimbing dan pemimpin tidak boleh
terabaikan.
2.
Pendidikan dan Pelatihan, Elemen pendidikan dan pelatihan bagi semua sumber daya manusia yang ada
seharusnya dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh mereka sesuai
dengan peningkatan kualitas pendidikan di Bimbingan Belajar. Hal utama untuk
mendukung pendidikan dan pelatiha ini antara lain: program, materi dan sumber
daya yang memadai.
3.
Struktur Pendukung, Struktur
pendukung bisa berasal dari internal dan eksternal bimbingan belajar. Dukungan
yang cukup/baik dapat membantu jaringan kerja dengan manajer kulaitas lain pada
bagian lain di lembaga bimbingan belajar.
4.
Komunikasi, Komunikasi
menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam mengimplementasikan program kualitas.
Semua pegawai harus menerima
informasi kualitas yang jelas agar mereka sungguh-sungguh melaksanakan program
peningkatan kualitas
5.
Penghargaan, Penghargaan perlu diberikan
kepada tim maupun individu yang sukses dalam mengaplikasikan proses peningkatan
kualitas. Hal ini dapat memacu mereka untuk lebih terdorong lagi mencapai
kesuksesan, dan ini sangat berarti bagi organisasi atau lembaga bimbingan
belajar
6.
Pengukuran, Keberhasilan program perlu diukur. Ukuran yang digunakan tidak lain
adalah kepuasan pelanggan di luar lembaga
7.
Pendidikan dan Pelanggannya
Pelanggan adalah mereka-mereka yang membayar untuk
pendidikan. Pelanggan dapat dibedakan menjadi pelanggan primer (mereka yang
langsung menerima jasa pendidikan) dan pelanggan sekunder (mereka yang
mendukung/menunjang pendidikan).
ANALISIS
Menurut kami dalam membentuk Manajemen Pendidikan
dalam peningkatan mutu pendidikan disekolah tidak harus dilakukan oleh seorang
pemimpin atau kepala sekolah saja tapi perlu dukungan dari keluarga, masyarakat
dan lingkungan. Dan untuk meningkatkan menejemen tersebut tidak harus dilakukan
secara terus-menerus tetapi dengan bertahap-tahap untuk memenuhi kebutuhan,
keinginan, dan harapan seseorang dimasa sekarang dan masa mendatang dalam
bidang pendidikan.
Dengan adanya suatu bentuk menejemen akan mempermudah seseorang
untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan dalam bidang pendidikan maupun
dalam sebuah pekerjaan .
DAFTAR PUSTAKA
Usman,
Husaini. Manajemen(Teori, Praktik, dan
Riset Pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Sallis, Edward. Total
Quality Management in Education. London: Kogan Page Educational Series.1993.
Supriyanto, Achmad. 1999. Total Quality
Management (TQM) di Bidang Pendidikan. Malang: FIP IKIP Malang
Nasution.M.N. Manajemen Mutu Terpadu, Ghalia Indonesia,2004.