Jumat, 07 Maret 2014

UPAYA KEPSEK DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU SD

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya melalui Depdiknas terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan kita. Salah satu upaya yang sudah dan sedang dilakukan, yaitu berkaitan dengan faktor guru. Dalam Undang-Undang Guru Nomor 14 tahun 2005, Dalam Bab 1 Undang-Undang Guru adalah: ” Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”[1]
Upaya pemerintah untuk terus meningkatkan kemampuan tenaga pendidik termasuk guru tampak menunjukkan consern yang makin meningkat. Tanpa mengurangi dan meniadakan peran serta fungsi kinerja guru sebagai pelaksanaan tugas dan kewajiban sebagai pendidik merupakan salah satu faktor yang memegang peranan keberhasilan pendidikan.[2]
Dari hasil observasi sementara di SD Ponorogo yang melatar belakangi upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru yaitu untuk meningkatkan output pendidikan dan pengajaran, adanya persaingan antara sekolah-sekolah lain, mengemban amanah dari ustad-ustadah terdahulu dan terdapat beberapa guru yang kurang bertanggung jawab dalam mengemban tugasnya sebagai seorang pendidik. Seperti kurangnya tingkat kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugasnya. Guru datang kesekolah sering terlambat, dengan bebagai alasan-alasan tertentu.[3]  
Seorang guru seharusnya memberikan contoh dalam hal kedisiplinan dengan tidak terlambat. Serta ada problem guru yang sangat mungkin terjadi sebagai implikasi dari keterlambatan tersebut yang berkaitan dengan kinerja guru terutama dalam proses belajar mengajar. Kurangnya alokasi waktu dan kondisitas kelas misalnya.
Maka kepala sekolah di SD Ponorogo mengambil suatu kebijakan dan upaya mengatasi kurangnya tingkat kinerja guru tersebut. Semisal kepala sekolah mengadakan rapat yang diselipkan berkaitan dengan tanggung jawab seoarang guru sebagai seorang pendidik, sekaligus menjadi anggota system manajerial sekolah.
Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya dalam bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartartabat dan profesional.[4]
Kinerja inovatif seorang guru dalam upaya mencapai proses belajar mengajar dan fungsional bagi kehidupan seorang siswa jelas perlu dikembangkan. Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihak yang bersentuhan dengan siswa dalam proses pendidikan/pembelajaran dilembaga pendidikan sekolah. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian  sentral pertama dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar.
Kepala Sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana dalam diktum pendidikan pasal 12 ayat 1 PP. 28 Tahun 1990 bahwa: “Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, Administrasi sekolah, Pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendaya gunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana”.
Koontz mengemukakan kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu:[5]
1.         Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf, dan siswa dalam melaksanakan tugas masing masing.
2.         Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri didepan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin memiliki kewenangan juga kewajiban untuk membantu para guru untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang muncul disaat proses pembelajaran berlangsung.
Dengan adanya tujuan untuk meningkatkan output pendidikan dan pengajaran, adanya persaingan antara sekolah-sekolah lain, mengemban amanah dari ustad-ustadah terdahulu yang menginginginkan alumni-alumni siswa SD  Ponorogo mempunyai kecerdasan, ketrampilan, dan semua warga sekolah dapat meningkatkan mental spiritual dalam perilaku, berbudi pekerti luhur, beraklak mulia, mengembangkan, potensi dalam keagamaan serta menjalankan ibadah dengan benar. Maka peneliti tertarik untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan kepala sekolah untuk mengatasi kesenjangan-kesenjangan yang dilakukan guru sebagai tenaga pendidik, agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik berdasarkan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Penulis melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan juadul “UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATAKAN KINERJA GURU DI SD PONOROGO TAHUN 2012-2013”.


B.       Fokus Penelitian
Yang dijadikan fokus dalam penelitian ini adalah upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD  Ponorogo tahun 2012-2013.
C.      Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan pada penelitian ini adalah:
1.         Apa yang melatarbelakangi upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD PONOROGO tahun pelajaran 2012-2013?
2.         Bagaimana kinerja guru di SD  Ponorogo tahun pelajaran 2012-2013?
3.         Bagaimana upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD PONOROGO tahun tahun pelajaran 2012-2013?
D.      Tujuan Penelitian
1.         Untuk mengetahui latarbelakang upaya kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru di SD PONOROGO tahun pelajaran 2012-2013.
2.         Untuk mengetahui kinerja guru di SD  PONOROGO tahun pelajaran 2012-2013.
3.         Untuk mengetahui upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD  PONOROGO tahun pelajaran 2012-2013.



E.       Manfaat Penelitian
1.         Secara Teoritik
Penelitian ini akan menemukan upaya kepala sekolah dalam menikngkatkan kinerja guru di SD  PONOROGO.
2.         Secara Praktis.
a.         Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan kajian untuk lebih baik dalam memimpin sebuah lembaga sekolah agar menjadi sekolah yang berhasil dan dapat menciptakan anak-anak didik yang cerdas.
b.        Bagi Guru
Sebagai pijakan guru agar lebih bisa bekerja sama dengan kepala sekolah dan saling membantu untuk kesejahteraan sekolah.
c.         Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan pengetahuan dan lebih memperdalam keilmuan tentang upaya kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja guru.
F.           Metode Penelitian
1.        Pendekatan Penelitian.
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lesan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.[6] Pendekatan kualitatif ini mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya yaitu: Penelitian menggunakan latar alami (natural setting), manusia sebagai alat (instrument), penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif, analisis data secara induktif (analiasis data kualitatif bersamaan dengan proses pengumpulan data), Penelitian bersifat diskriptif (data yang diperoleh berupa kata-kata, tindakan, prilaku, gambar), mementingkan segi proses dari pada hasil, penelitian bersifat menyeluruh, makna merupakan perhatian utama dalam penelitian.[7]
2.        Kehadiran Peneliti
Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang hanya sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap. Untuk mendapatkan data yang pasti, diperlukan bebagai sumber data dan berbagai teknik pengumpulan data.[8] Untuk itu di dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrument, partisipan penuh, sekaligus pengumpul data. Sedangkan instrument lain sebagai penunjang.


3.        Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SD Maarif Ponorogo. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan penyesuaian dengan topik yang dipilih. Peneliti memilih lokasi penelitian di SD . .. . . . . , dengan tujuan untuk mengetauhi upaya-upaya apa saja yang dilakukan kepala sekolah di . . . . . . . . . . untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik.
4.        Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan.[9] Maksud dari kata-kata dan tindakan di sini adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati dan diwawancarai, sedangkan sumber dan data tertulis, foto, serta hal-hal lain yang diperlukan merupakan pelengkap dari  penggunaan metode wawancara dan observasi.
Informasi sebagai sumber data merupakan situasi yang wajar atau natural setting. Menurut Nasution, peneliti sebagai instrumen penelitian memaparkan data secara deskriptif, meningktakan suatu proses atau produk mencari makna, mengutamakan data langsung, melakukan triangulasi (pengecekan data atau informasi dari sumber lain), menonjolkan rincian konstektual, memandang subyek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti, mengutamakan perspektif emik (menurut pandangan responden), melakukan verifikasi (mengungkapkan kasus yang bertentangan untuk memperoleh hasil yang lebih dipercaya), melakukan sampling yang purposive, menggunakan audit trial (melacak laporan atau informasi sesuai dengan data yang terkumpul), melakukan partisipasi tanpa mengganggu responden, mengadakan analisis sejak awal penelitian, mengumpulkan data dari bentuk-bentuk atau gambar, menampilkan desain penelitian dalam proses penelitian.[10]
Sumber data utama penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan dari sumber informan atau subyek penelitian di SD Ma’arif Ponorogo dengan segala fasilitasnya di antaranya kepala sekolah, wakil kepala sekolah, beserta staf guru. Sedangkan sumber data skunder dalam penelitian ini adalah siswa, dan diambil pula dari observasi dan pengamatan.
5.        Teknik pengumpulan data
Penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan suatu proses penyelidikan yang mirip dengan pekerjaan detektif.[11] Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sebab bagi peneliti kualitatif, fenomena dapat dimengerti maknanya dengan baik, apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui wawancara mendalam, dan observasi pada latar, dimana fenomena tersebut berlangsung.
Adapun pengumpulan data dilakukan dengan:
a.          Wawancara
Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseoarang yang menjadi informan atau responden.[12] Wawancara yang di gunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah wawancara mendalam artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan, sehingga dengan wawancara mendalam ini data-data bisa terkumpul semaksimal mungkin.
Dalam penelitian ini, ada beberapa orang yang akan dijadikan informan, diantaranya adalah, kepala sekolah selaku pemimpin dan guru-guru yang mengajar di SD Ma’arif Ponorogo. Hasil wawancara dari masing-masing informan tersebut ditulis lengkap dengan kode-kode dalam transkip wawancara.
b.         Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsure-unsur yang tampak dalam suatu gejala dalam obyek penelitian.[13] Dalam penelitian kualitatif ini observasi yang digunakan adalah observasi tak terstruktur, karena fokus penelitian akan terus berkembang selama kegiatan penelitian berlangsung. Hasil penelitian ini dicatat dalam catatan lapangan, sebab catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelititan kualitatif.
c.          Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.[14] Yang merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya, dan sebagainya. Dokumen yang berbentuk gambar, seperti photo, sketsa, dan lain-lain.[15] Dokumentasi ini dilakukan sebagai melengkapi dan mendukung dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan. Dokumen-dokumen yang dikumpulkan akan membantu peneliti dalam memahmi fenomena yang terjadi di lokasi penelitian dan membantu dalam membuiat interprestasi data.[16]
6.        Teknik Analis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlaku secara terus menerus secara tuntas, sehingga datanya sampai penuh.[17]
Adapun langkah-langkah analisisnya adalah :
a.          Reduksi Data (Data Reduction)
Yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, di cari tema dan polanya dan mmbuang yang tidak perlu.[18] Dalam penelitian ini seluruh data yang berkaitan dengan upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD Maarif Ponorogo sudah terkumpul, maka untuk memudahkan dilakukan analisis data-data yang masih komplek tersebut dipilih dan di fokuskan sehigga menjadi lebih sederhana.
b.         Penyajian Data (Data Display)
Dalam penelitian kualitatif  penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.  Melalui penyajian data, maka data dapat terorganisir, tersusun dalam pola hubungan, sehsingga akan mudah dipahami.
Dalam hal ini, Miles dan Hubrekmen menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan mempermudah memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut. [19]


c.          Penarikan kesimpulan (Conclusing Drawing)
Adalah analisis data yang terus menerus baik selama maupun sesudah pengumpulan data untuk menarik kesimpulan yang dapat menggambarkan pola yang terjadi. Menurut Miles dan Hubrekmen kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutya.[20]
7.        Pengecekan Keabsahan Temuan
Keabsahan data merupakan konsep penting yang harus diperbarui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reabilitas).[21] Dalam penelitian kualitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliebel, obyektif. Data yang valid adalah  data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.[22]
Pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan (credibility) dengan teknik triangulasi, ketekunan pengamatan dan pengecekan teman sejawat. Triangulasi merupakan teknik pengcekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu diluar data untuk keperluan pengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada, yaitu: membandingkan data hasil observasi, hasil aktifitas subyek penelitian dan hasil wawancara terhadap subyek.
Sedangkan ketekunan pengamatan dilakukan dengan teknik melakukan pengamatan yang teliti, terperinci dan terus-menerus selama kebutuhan data berlangsung yang diikuti dengan kegiatan wawancara secara intensif terhadap subyek agar data yang dihasilkan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.[23]
8.        Tahapan-Tahapan Penelitian
Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah:
a.          Tahap Pra-Lapangan, Menurut Bodgan dan Taylor bahwa disain penelitian kualitatif dilakukan sebelum ke lapangan, yakni di mana peneliti mempersiapkan diri sebelum terjun ke lapangan. Disain penelitiannya bersifat fleksibel, termasuk ketika terjun ke lapangan. Sekalipun peneliti memakai metodologi tertentu, tetapi pokok-pokok pendekatan tetap dapat berubah pada waktu penelitian sudah dilakukan.[24]
            Tahapan ini meliputi: menyusun rancangan, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan persoalan etika penelitian.[25]
b.         Tahap pekerjaan lapangan yang meliputi: memahami latar penelitian dan persiapan diri, persiapan diri memasuki lapangan, berperan serta sambil mengumpulkan data.
c.          Tahap analisis data, tahap ini meliputi: analisis  selama dan setelah pengumpulan data, pada bagian tahap analisis data ini terdiri dari:
1)        Konsep dasar analisis data
Hal ini akan mempersoalkan pengertian, waktu pelaksanaan, maksud, tujuan, dan kedudukan analisis data.
2)        Menemukan tema dan merumuskan hipotesis
Sejak menganalisis data di lapangan, peneliti sudah mulai menemukan tema dan hipotesis. Namun, analisis yang dilakukan lebih intensif, tema dan hipotesis lebih diperkaya, diperdalam, dan lebih ditelaah lagi dengan menggabungkannya dengan data dari sumber-sumber lainnya.
3)        Menganalisis berdasarkan hipotesis
Sesudah menformulasikan hipotesis, peneliti mengalihkan pekerjaan analisisnya dengan mencari dan menemukan apakah hipotesis itu didukung atau ditunjang oleh data yang benar. Dalam hal demikian, peneliti akan mengubah atau membuang beberapa hipotesis.
d.         Tahap penulisan hasil laporan penelitian
Penulisan laporan hasil penelitian tidak terlepas dari keseluruhan tahapan kegiatan dan unsur-unsur penelitian. Kemampuan melaporkan hasil penelitian merupakan suatu tuntutan mutlak bagi peneliti. Dalam hal ini peneliti hendaknya tetap berpegang teguh pada etika penelitian, sehingga ia membuat laporan apa adanya, objektif, walaupun dalam banyak hal ia akan mengalami kesulitan.[26]
G.          Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penulisan hasil penelitian dan agar dapat dicerna secara runtut, diperlukan sebuah sistematika  pembahasan. Dalam laporan penelitian ini, peneliti kelompokkan menjadi 5 bab yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub yang saling berkaitan satu sama lain. Sistematika ini menguraikan secara garis besar apa yang termaktub dalam pembahasan setiap bab. Sistematika dan pembahasan skripsi ini dirancang untuk diuraikan dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I                 Merupakan pendahuluan. Bab ini berfungsi sebagai gambaran umum untuk memberi pola pemikiran bagi keseluruhan penelitian, yang meliputi latar balakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasaan.
Bab II                Merupakan landasan teoritik dan telaah pustaka tentang pengertian kepala sekolah, dan kinerja guru.
Bab III              Merupakan temuan penelitian. Bab ini mendiskripsikan tentang gambaran umum SD Ma’arif Ponorogo dan mendiskripsikan tentang, kepala sekolah serta kinerja guru.
Bab IV              Merupakan analisis dari upaya kepala sekolah. Bab ini berfungsi menafsirkan dan menjelaskan data hasil temuan di lapangan.
Bab V                Merupakan penutup.
Bab ini berfungsi mempermudah para pembaca dalam mengambil intisari skripsi ini yaitu berisi kesimpulan dan saran.





[1] Abd. Wahab dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual. (Jogjakarta: Ar-Ruz media, 2011), 118.
[2] Uhar Suharsaputra, Administrasi pendidikan. (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), 178.
[3] Wawancara dengan kepala sekolah SD Maarif Ponorogo (Fajar Samsudin)
[4] Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007), 5.
[5] Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), 105.
[6] Lexy Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), 3.
[7] Margono,  Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka CIpta, 1997), 38.
[8] Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 58.
[9] Lexy Moelong, Metodologi Penelitian Kualitati,,157.
[10] Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, 116.
[11] Ibid., 129.
[12] Ibid., 131.
[13] Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, 134.
[14] Suharsimi Ari Kunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka CIpta, 2002), 135.
[15] Sugiyono,  Metodologi Penelitian., 329.
[16] Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, 141.
[17] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006., 401.
[18] Ibid., 334.
[19] Ibid., 341.
[20] Ibid., 345.
[21] Lexy . Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), 321.
[22] Sugiyono, Metodologi Penelitian, (Bandung: Alfabeta,2000), 363.
[23] Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, 155.
[24] Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif  dan R dan D (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),  270.
[25] Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 127-134.
[26]  Moleong, Metodologi Penelitian, 215-216.