Jumat, 27 Juni 2014

PERKEMBANGAN JIWA BERAGAMA PADA MASA REMAJA



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang  
Usia remaja adalah masa dimana segala sesuatu dengan mudah dibentuk dan akan sangat menentukan bagaimana selanjutnya dimasa yang akan datang. Hal itulah yang mendasari betapa pentingnya penelaahan dan penelitian dilakukan sehingga kita tidak akan melakukan kesalahan-kesalahan fatal dalam membentuk karakter anak yang tentunya akan menjadi penerus kita menjadi khalifah di muka bumi ini kelak. Menjadi khalifah atau pemimpin itu adalah sebuah tanggung jawab besar yang akan dimintai pertanggung jawabanya kelak, sehingga kita perlu membekali dengan segala persiapan sedini mungkin terhadap anak yang notabenenya akan menjadi penerus kita kelak.
         Sebenarnya masa remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa. Anak-anak jelas kedudukannya, yaitu yang belum dapat hidup sendiri, belum matang dari segala segi, tubuh masih kecil, organ-organ belum dapat menjalankan fungsinnya secara sempurna, kecerdassan, emosi dan hubungan social belum selesai pertumbuhannya. Hidupnya masih bergantung pada orang dewasa, belum dapat diberi tanggung jawab. 
Maka dalam makalah ini akan di bahas beberapa hal yang berhubungan dengan perkembangan jiwa beragama pada masa remaja, yang mana berkaitan dengan pengaruh agama bagi remaja, sikap remaja terhadap agama, pendidikan bagi remaja, dan perkembangan jiwa beragama itu sendiri.                                                                                                   
B.  Rumusan Masalah 
1.     Apa yang di Maksut Dengan Perkembangan Jiwa Beragama ?
2.    Bagaimana Perkembangan jiwa Beragama Pada Masa Remaja Terkait Dengan : 
a.       Pengaruh Agama Bagi Remaja / Kesadaran Beragama Pada Remaja  
b.      Sikap Remaja Terhadap Agama
c.       Pendidikan Bagi Remaja

                                                                 BAB II    
PEMBAHASAN
1.        Apa yang di Maksut Dengan Perkembangan Jiwa Beragama  
Perkembangan jiwa beragama merupakan proses perubahan yang mengarah pada terbentuknya pribadi muslim yang mempunyai kesadaran beragama.Terjadi dari kematangan (kemampuan seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman yang merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan individu tersebut. Dalam proses  perkembangan jiwa beragama seseorang kadang pula mengalami pasang surut, ini terjadi karena di pengaruhi oleh beberapa motif diantaranya : orang beragama karena untuk mengatasi frustasi, untuk menjaga kesusilaan serta tata tertib masyarakat, untuk memeuaskan intelek yang ingin tahu, dan untuk mengatasi rasa takut.
Pembentukan kepribadian / jiwa beragama tergantung pada dua faktor sebagaimana pendapat Erich Fromm yang di kutip oleh jalaludin yakni faktor asimilasi dan sosialisasi. Asimilasi menyangkut hubungan manusia dengan lingkungan bendawi, sedangkan sosialisasi menyangkut hubungan manusia dengan lingkungan manusiawi ( kegiatan sosialnya[1] .

2.      Bagaimana Perkembangan jiwa Beragama Pada Masa Remaja Terkait Dengan
a.      Pengaruh Agama Bagi Remaja / Kesadaran Beragama Pada Remaja
Kesadaran beragama pada saat remaja tidak datar/ fluktuatif, hal ini di karenakan oleh munculnya konflik-konflik kejiwaan yang di alami.  Diantaranya, di sebabkan perkembangan jasmaninya yang berubah sangat cepat, yang berakibat pada munculnya kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekawatiran, sehingga kepercayaan agama yang telah ada / tumbuh sebelumnya mengalami kegoncangan. Kepercyaan kepada Tuhan kadang-kadang kuat, akan tetapi kadang pula lemah yang terlihat pada frekuensi ibadahnya yang kadang-kadang rajin dan kadang-kadang malas.
Faktor dari dalam yang mempengaruhi kegoncangan kesadaran beragama adalah terkait dengan matangnya organ seks yang mendorong remaja untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun, di sisi lain ia tahu bahwa perbuatan itu di larang oleh agama akan tetapi ia juga malaksanakannya. Demikian juga di pengaruhi oleh aspek yang bersifat psikologis, seperti keinginan untuk bebas dan tidak mau diatur-atur atau terikat oleh norma.  
Faktor dari luar yang mempengaruhi kegoncangan kesadaran beragama ialah perkembangan budaya dalam masyarakat yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, beredarnya film-film panas, minuman keras dan obat-obatan yang terlarang juga menjadi daya tarik yang sangat kuat bagi remaja untuk mencobanya, tutur Zakiah Daradjat[2].
Dengan demikian, berarti kesadaran bersagama pada remaja pada dasarnya telah ada, bahkan telah mengalami perkembangan ke arah kemantapan beragama, akan tetapi seiring dengan telah berfungsinya aspek-aspek kejiwaan lainnya, terutama daya nalar dan emosinya maka bisa saja perkembangan jiwa beragama remaja mengalami perubahan. Terutama berkaitan dengan kondisi lingkungan di sekelilingnya[3]. Hal ini dapat di lihat pada sosok Nabi Ibrahim as pada saat jiwanya bergelora ingin menemukan Tuhannya, sebagaimana diisyaratkan Al-Qur’an Surat Al-An’am : 76-78
b.      Sikap Remaja Terhadap Agama  
Sikap keagamaan pada masa remaja secara umum dapat dibedakan sebagai berikut :
1.      Percaya ikut-ikutan / turur-turutan
Hal ini di hasilkan dari didikan agama dengan cara yang sederhana yang didapat dalam keluarga dan lingkungan masyarakat. Remaja tersebut percaya kepada tuhan dan menjalankan ajaran agama karena lingkungan yang agamis. Ibu / Bapaknya, saudaranya, teman-temannya serta masyarakatnya rajin beribadah. Hal ini berlangsung sampai umur kurang lebih 13-16 tahun, sesudah itu perkembangannya lebih kritis.
2.      Percaya dengan kesadaran
Dalam hal ini semangat keagamaan di mulai dengan melihat kembali tentang masalah-masalah keagamaan yang dimiliki semenjak kecil, yang berkembang menjadi lebih kritis dengan kesadarannyasendiri setelah mengetahui dan meneliti ajaran agama yang diterimanyadi waktu kecil. Semangat penelitian ini timbul di kala usia kurang lebih 17-18 tahun dan mempunyai dua bentuk yaitu positif dan khurafi. Yang dimaksut bentuk positif ialah memandang agama secara kritis tidak mau menerima hal-hal yang bercampur khurafat. Adapun yang di maksut dengan bentuk khurafi ialah mempunyai kecenderungan untuk mempercayai / mengambil yang khurafat seperti jin, makam wali, dan jimatyang penerapannya di campur adukan dengan ajaran agama dan budaya.
3.      Percaya tetapi agak ragu
Perkembangan daya pikir anak remaja kadang-kadang menimbulkan keraguan terhadap beragama, sehingga ia selalu mengkritik apa saja yang di dapat, di dengar, dan diterangkannya. Hal ini wajar bagi anak yang menginjak usia remaja karena, perkembangan jiwanya yang mulai tumbuh terutama daya nalar dan emosinya serta adanya kontradiksi antara kenyataan yang di lihatnya dengan ilmu agama yang di perolehnya / di dapatnya.
4.      Tidak percaya
Keraguan terhadap beragama seperti diatas akan menyebabkan sikap remaja yang selanjutnya tidak mempercayai agama / tidak percaya. Faktor tersebut di sebabkan karena di mulai dari kontradiksi antara kenyataan dengan pengetahuan yang dimilikinya tentang agama, keadaan jiwa yang ingin bebas dan tidak terikat, dan selanjutnya inginnya menghindari keterikatan dengan agama, rendahnya moral, serta sikap otoriter orang dewasa atau orang tua. Dalam keadaan yang demikian jika ia tidak segera mendapat pertolongan dan petunjuk maka kemungkinan besar akan meninggalkan agama dan pindah kepada agama lain atau netral[4].   

c.       Pendidikan Bagi Remaja 
 Jika Rasulullah  SAW  berhadapan dengan anak-anak muda dan remaja, mereka merasa puas. Mereka senantiasa mendapatkan nasehat yang baik guna mencapai kemaslahatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan kelak di akhirat. Beliau senantiasa menuntun agar mereka berakhlak yang mulia terhadap siapa saja, membina taraf keimanan dan ketaqwaan mereka serta kesediaan bekerja keras mencari nafkah yang halal dan baik. Beliau senantiasa mendidik mereka berakhlak yang mulia menjauhkan diri dari kesombongan, keserakahan, tinggi hati dan mudah putus asa dalam kehidupan.
 Para pemuda dan remaja yang kelak akan menjadi orang dewasa yang penuh tanggung jawab, perlulah berbenah diri agar tetap beriman dan bertaqwa, beribadah yang taat dan disiplin serta mempunyai ilmu pengetahuan yang banyak, memadai, dan bermanfaat bagi sendiri dan orang lain. 
 Bahkan sejarah membuktikan bahwa generasi muda yang di bentuk Rasulullah  SAW senantiasa tergerak dan bersemangat di garis yang terdepan jika datang seruan untuk membela agama dan menegakkan kebenaran dalam kehidupan. Mereka rela berjuang tanpa pamrih dengan akhlak yang luhur terbebas dari kuman-kuman dunia. Remaja dan pemuda yang menyenangi kebersihan diri dari dosa adalah generasi muda yang dalam hidupnya menyenangi ibadah dan memakmurkan masjid-masjid tanpa mengabaikan usaha keras guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Disiplin diri dalam berbagai hal yang positif  merupakan pendidikan yang utama bagi kehidupan seseorang, terutama generasi remaja dan pemuda yang menginginkan kesuksesan di masa yang akan datang. Hidup yang teratur, makan minum, bermain, tidur, dan bergaul serta bekerja membantu orang tua di rumah, ternyata mempunyai kehidupan yang agung dan anggun serta hasil yang baik[5].
                                                                        

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
a.       Kesadaran beragama pada masa remaja tidak bersifat datar/ fliktuatif hal ini di karenakan munculnya konflik-komflik kejiwaannya,matangnya organ seks, faktor lingkungan seperti beredarnya film panas, minuman keras, serta berkembangnya aspek jiwa emosi dan daya nalarnya.
b.      Sikap remaja terhadap agama diantaranya percaya turut-turutan/ikut-ikutan, percaya dengan kesadaran, percaya tapi agak ragu,dan tidak percaya.
c.       Pendidikan bagi remaja ialah dengan berakhlak yang baik kepada siapa saja, meningkatkan iman dan taqwa, tidak serakah, tinggi hati, dan tidak mudah putus asa dalam mencari ilmu pengetahuan dan hal apapun yang positif, serta disiplin diri,dan bekerja keras/ sesuai kemampuan asalkan halal dan baik.
B.     Saran dan Kritik
Bila ada banyak kesalahan atau kekurangan materi terkait penjelasan rumusan masalah saya pribadi mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena kurangnya pengetahuan saya dan terbatasnya referensi yang saya dapat, apabila dari teman-teman ada masukan , saya haturkan banyak terima kasih, WASSALAM.





                                         DAFTAR PUSTAKA    
Basri,Hasan Remaja Berkualitas:Problematika Remaja dan Solusinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994

Daradjat,Zakiah. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 1970

Jalaluddin. Psikologi Agama . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003

Romlah,Futiati. Psikologi Belajar :Pendidikan Agama Islam. Ponorogo : STAIN PONOROGO PRESS,2006

Tafsir,A., dkk. Cakrawala Pemikiran Pendidikan islam.  Bandung: Mimbar Pustaka: Media Transformasi Pengetahuan,2004 



[1]Jalaluddin, Psikologi Agama ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003 ), 172.
[2] Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama ( Jakarta: Bulan Bintang, 1970 ), 79.
[3] A. Tafsir, dkk, Cakrawala Pemikiran Pendidikan islam ( Bandung: Mimbar Pustaka: Media Transformasi Pengetahuan,2004 ),83-85.
[4]Futiati Romlah, Psikologi Belajar :Pendidikan Agama Islam ( Ponorogo : STAIN PONOROGO PRESS,2006 ),115-117.
[5] Hasan Basri, Remaja Berkualitas:Problematika Remaja dan Solusinya ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994 ), 81-95.

0 komentar:

Posting Komentar