Penelitian
Ex Post Facto (Quantitative)
A. Pengertian
Penelitian ex post facto merupakan
penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai
dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini
keterikatan antarvariabel bebas dengan variabel bebas, maupun antarvariabel
bebas dengan variabel terikat, sudah terjadi secara alami, dan peneliti dengan setting
tersebut ingin melacak kembali jika dimungkinkan apa yang menjadi factor
penyebabnya.
Peneliyian ex post facto mirip
dengan penelitian experimental, tetapi tidak dapat pengontrolan variabel, dan
biasanya juga tidak ada pra tes. Penelitian ini dapat dilakukan dengan baik,
dengan menggunakan kelompok perbandingan. Kelompok perbandingan dipilih yang
memiliki karakteristik yang sama tetapi melakukan kegiatan, program, atau
mengalami kejadian yang berbeda.
B. Jenis-jenis penelitian ex post facto
Penelitian ex post facto
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu correlational study dan criterion
group study. Jenis pertama, correlational study juga populer disaat causal
research dan yang kedua disebut causal comparative research,
yaitu penelitian yang berusaha mencari informasi tentang mengapa terjadi
hubungan sebab akibat.
Ø Penelitian korelasi
Penelitian korelasi
adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna
menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih.
Penelitian korelasi
mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak
menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut diantaranya adalah:
1. Penelitian korelasi tepat jika variabel
kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol
variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2. Memungkinkan variabel diukur secara
intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3. Memungkinkan peneliti mendapatkan
derajat asosiasi yang signifikan.
Penelitian korelasi mencakup
kegiatan pengumpulan data guna menentukan adanya hubungan antarvariabel dalam
subjek atau objek yang menjadi perhatian untuk diteliti. Jika ada, berapa
derajat hubungan antara dua variabel atau lebih, derajat hubungan biasanya
diekspresikan sebagai koefisien korelasi yang diberi simbol matematika (r).
Hubungan variabel tersebut biasanya dinyatakan dalam harga r yang
mempunyai nilai dari -1 sampai +1. Nilai negatif atau (-) menunjukkan arah dua
variabel bertolak belakang. Nilai positif (+) menunjukkan arah perubahan dua
variabel yang sama.
Jika ada hubungan antara dua
variabel, berarti skor dalam dua variabel mempunyai asosiasi dengan variabel
tertentu yang terukur. Harga r = -1 atau +1 mempunyai arti bahwa dua
variabel berubah dengan tidak memiliki konsistensi antara variabel satu dengan
variabel yang lain.
Seorang peneliti akan menggunakan
penelitian korelasi ketika peneliti mempunyai beberapa alasan penting,
diantaranya sebagai berikut.
1. Ada kebutuhan informasi bahwa ada
hubungan antarvariabel dimana koifisien korelasi dapat mencapainya.
2. Penelitian korelasi perlu diperhitungkan
kegunaannya apabila variabel yang muncul itu kompleks, dan peneliti tidak
mungkin dapat melakukan kontrol dan memanipulasi variabel-variabel tersebut.
3. Dalam penelitian memungkinkan dilakukan
pengukuran beberapa variabel dan hubungan yang ada dalam setting yang
realistis.
Adapun kelebihan dan kelemahan
penelitian korelasi adalah:
1. Berguna dalam mengatasi masalah yang
berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, sosial, karena dengan penelitian
ini peneliti dimungkinkan untuk mengukur beberapa variabel dan hubungannya
secara simultan.
2. Dengan penelitian korelasi, dimungkinkan
beberapa variabel yang mempunyai kontribusi pada suatu variabel tertentu dapat
diselidiki secara intensif.
3. Penelitian korelasi pada umumnya
melakukan studi tingkah laku dengan setting yang realistis.
4. Peneliti dapat melakukan analisis
prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan kelemahan penelitian
korelasi yang perlu diperhatiakan oleh para peneliti adalah bahwa dengan
penelitian korelasi, peneliti hanya mengidentifikasi apa yang terjadi dengan
tanpa melakukan manipulasi dan memgontrol variabel.
Ø
Penelitian
kausal komparatif
Metode penelitian yang
erat dengan penelitian korelasi adalah penelitian causal comparative
atau hubungan sebab akibat. Didalam pengelompokan jenis penelitian ini, ada
para ahli yang memasukkan penelitian kausal komparatif sebagai penelitian
diskriptif.
Penelitian korelasi
dengan penelitian kausal komparatif kadang-kadang membingungkan bagi sebagian
peneliti muda. Karena dalam beberapa hal penelitian korelasi dan penelitian
kausal komparatif sama-sama memiliki kesamaan, seperti diantaranya termasuk:
a. Mereka tidak memanipulasi variabel,
karena variabel telah terjadi.
b. Mereka juga tidak melakukan kontrol.
c. Bila peneliti menggunakan paket program
statistik dalam komputer, penelitian regresi otomatis juga menganalisis.
Penelitian
korelasi dan penelitian kausal komparatif mempunyai perbedaan ringan yaitu.
a. Dalam penelitian korelasi, peneliti
tidak mengidentifikasi atau membedakan antara variabel bebas dan variabel
terikat.
b. Dalam penelitian kausal komparatif,
peneliti berusaha mengidentifikasi hubungan sebab akibat, dan dalam hubungan
variabel yang kompleks mereka membedakan antara variabel bebas dan variabel
terikat.
Dengan penelitian kausal komparatif,
dimungkinkan peneliti melakukan studi karena apabila digunakan penelitian
eksperimen mungkin tidak dapat dilakukan karena beberapa alasan, misalnya tidak
etis, menyalahi aturan sekolah dan sebagainya.
Selain itu penelitian kausal
komparatif juga memiliki kelemahan penting yaitu:
a. Karena variabel bebas telah terjadi,
maka kontrol variabel tidak dapat dilakukan.
b. Interprestasi hasil penelitian pada
umumnya hanya menekankan pada hubungan dan prediksi variabel dengan tidak
terlalu berorientasi pada hubungan sebab akibat.
C. Desain ex post facto
Dalam kaitannya dengan desain
penelitian, peneliti dapat memilih dua variasi desain yang dapat dilihat dari
uraian dibawah ini.
Kasus
|
Grup
|
Variabel bebas
|
Variabel terikat
|
A
|
(Eks)
|
(X)
|
O
|
|
(kontrol)
|
-
|
O
|
Kasus
|
Grup
|
Variabel bebas
|
Variabel terikat
|
A
|
(Eks)
|
(X1)
|
O
|
|
(kontrol)
|
(X2)
|
O
|
Keterangan:
(Eks) = grup eksperimen
(X) = variabel bebas
O = variabel terikat
Pada kausa A, grup eksperimen
menerima perlakuan, sedangkan grup kontrol tidak. Pada ahir penelitian, kedua
grup variabel terikat di ukur. Dan kemudian peneliti menguji apakah ada
perbedaan atau ada hubungan yang signifikan pada kedua grup tersebut.
Pada kasus B, kedua grup telah
dibedakan sejak awal, misalnya anak cerdas dan anak lambat, semuanya diberikan
perlakuan. Dan pada ahir penelitian kedua grup diukur untuk mendapatkan hasil
akhir yang kemudian akan diuji beda atau dihubungkan apakah ada perbedaan
signifikan.
Langkah-langkah penelitian
metode ex post facto.
1.
Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan
untuk dipecahkan melalui metode ex post facto.
2.
Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3.
Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4.
Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian.
5.
Menentukan kerangka berfikir, pertanyaan penelitian,
dan hipotesis penelitian.
6.
Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan
termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan
instrumen pengumpulan data, dan menganalisis data.
7.
Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data
dengan menggunakan teknik statistika ysng relevan.
8.
Membuat laporan penelitian.
D. Perbandingan antara pendekatan Ex
Post Facto dengan pendekatan eksperimen
Dalam kedua jenis
penelitian ini, perhatian di pusatkan untuk mencari atau menetapkan hubungan
yang ada di antara variabel-variabel dalam data peneliti. Penelitian ex post
facto, dan juga penelitian ekperimen, dapat menguji hipotesa tentang hubungan
antara variabel-variabel X dengan variabel terikat Y. Logika dasar pendekatan
eksperimen dan pendekatan ex post facto adalah serupa. Tujuan pendekatan ini
adalah untuk membandingkan dua kelompok, yang sama, pada semua ciri yang
relevan kecuali satu, guna mengukur pengaruh ciri tersebut.
Melalui ekperimen ini
kita dapat memperoleh bukti tentang hubungan kausal atau hubungan fungsional
diantara variabel yang jauh lebih meyakinkan daripada yang dapat diperoleh
lewat studi ex post facto. Dalam experimen, pengaruh variabel luar dikendalikan
dengan kondisi-kondisi eksperimental, dan variabel-bebas yang dianggap sebagai
penyebab dimanipulasi secara langsung untuk memastikan pengaruhnya terhadap
variabel terikat. Jika dalam situasi terkendali ini Y tampak berbeda sesuai
dengan perbedaan pada X, maka bukti tentang keabsahan, (validity) hubungan
sebat-akibat antara X dan Y yang diduga itu telah diperoleh. Sebaliknya dalam
pendekatan ex post facto, peneliti tidak dapat mengendalikan variabel-bebas itu
melalui manipulasi atau melalui pengacakan. Istilah ex post facto menunjukkan
bahwa perubahan dalam variabel-bebas itu telah terjadi, peneliti diharapkan
kepada masalah bagaimana menetapkan sebab dari akibat yang diamati itu. Karena
tidak adanya pengendalian maka dalam studi ex post facto, lebih sulit bagi kita
untuk menyimpulkan bahwa X benar-benar ada hubungannya dengan Y.
0 komentar:
Posting Komentar