A. Pembukaan Huruf Jawa
1. Huruf Ha
Berarti ‘hidup’, atau huruf berarti juga ada hidup, sebab memang hidup itu
ada, karena ada yang menghidupi atau yang memberi hidup, hidup itu adalah
sendirian dalam arti abadi atau langgeng tidak terkena kematian dalam
menghadapi segala keadaan. Hidup tersebut terdiri atas 4 unsur yaitu:
a. Api
b. Angin
c. Bumi
d. Air
2. Huruf Na
Berari ‘nur’ atau cahaya, yakni cahaya dari Tuhan YME dan terletak pada
sifat manusia.
3. Huruf Ca
Berarti ‘cahaya’, artinya cahaya di sini memang sama dengan cahaya yang
telah disebutkan di atas. Yakni salah satu sifat Tuhan yang ada pada manusia.
Kita telah mengetahui pula akan sifat Tuhan dan sifat-sifat tersebut ada pada
yang dilimpahkan Tuhan kepada manusia karena memang Tuhan pun menghendaki agar
manusia itu mempunyai sifat baik.
4. Huruf Ra
Berarti ‘roh’, yaitu roh Tuhan yang ada pada diri manusia.
5. Huruf Ka
Berarti ‘berkumpul’, yakni berkumpulnya Tuhan YMEyang juga terletak pada
sifat manusia.
6. Huruf Da
Berarti ‘zat’, ialah zatnya Tuhan YME yang terletak pada sifat manusia.
7. Huruf Ta
Berarti ‘tes’ atau tetes, yaitu tetes Tuhan YME yang berada pada manusia.
8. Huruf Sa
Berarti ‘satu’. Dalam hal ini huruf sa tersebut telah nyata menunjukkan
bahwa Tuhan YME yaitu satu, jadi tidak ada yang dapat menyamai Tuhan.
9. Huruf Wa
Berarti ‘wujud’ atau bentuk, dalam arti ini menyatakan bahwa wujud atau
bentuk Tuhan itu ada dalam manusia yang setelah bertapa kurang lebih 9 bulan
dalam gua garba ibu lalu dilahirkan dalam wujud diri.
10. Huruf La
Berarti ‘langgeng’ atau ‘abadi’, la yang mengandung arti langgeng ini juga
nyata menunjukkan bahwa hanya Tuhan YME sendirian yang langgeng di dunia ini,
berarti abadi pula untuk selama-lamanya.
11. Huruf Pa
Berarti ‘papan’ atau ‘tempat’, yaitu papan Tuhan YME-lah yang memenuhi alam
jagad raya ini, jagad gede juga jagad kecil (manusia).
12. Huruf Dha
Berarti dhawuh, yiatu perintah-perintah Tuhan YME inilah yang terletak dalam
diri dan besarnya Adam, manusia yang utama.
13. Huruf Ja
Berarti ‘jasad’ atau ‘badan’. Jasad Tuhan YME itu terletak pada sifat
manusia yang utama.
14. Huruf Ya
Berarti ‘dawuh’. Dawuh di sini mempunyai lain arti dengan dhawuh di atas,
karena dawuh berarti selalu menyaksikan kehendak manusia baik yang berbuat
jelek maupun yang bertindak baik yang selalu menggunakan kata-katanya “Ya”.
15. Huruf Nya
Berarti ‘pasrah’ atau ‘menyerahkan’. Jelasnya Tuhan YME dengan ikhlas
menyerahkan semua yang telah tersedia di dunia ini.
16. Huruf Ma
Berarti ‘marga’ atau ‘jalan’. Tuhan YME telah memberikan jalan kepada
manusia yang berbuat jelek dan baik.
17. Huruf Ga
Berarti ‘gaib’, gaib dari Tuhan YME inilah yang terletak pada sifat manusia.
18. Huruf Ba
Berarti ‘babar’, yaitu kabarnya manusia dari gaibnya Tuhan YME.
19. Huruf Tha
Berarti ‘thukul’ atau ‘tumbuh’. Tumbuh atau adanya gaib adalah dari kehendak
Tuhna YME. Dapat pula dikatakan gaib adalah jalan jauh tanpa batas, dekat
tetapi tidak dapat disentuh, seperti halnya cahaya terang tetapi tidak dapat
diraba atau pun disentuh, dan harus diakui bahwa besarnya gaib itu adalah
seperti debu atau terpandang. Demikianlah gaibnya Tuhan YME itu (micro
binubut).
20. Huruf Nga
Berarti ‘ngalam’, ‘yang bersinar terang’, atau terang/gaib Tuhan YME yang
mengadakan sinar terang.
Demikianlah huruf Jawa yang 20 itu dan ternyata dapat digunakan sebagai
lambang dan dapat diartikan sesuai dengan sifat Tuhan sendiri, karena memang
seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa Jawa yang menggunakan huruf Jawa
itupun merupakan sabda dari Tuhan YME.
Huruf atau carakan Jawa yakni ha na ca ra ka dan seterusnya merupakan sabda
pangandikanipun) dari Tuhan YME di tanah Jawa.
B. Penyatuan Huruf atau Aksara Jawa 20
1. Huruf Ha + Nga
Hanga berarti angan-angan.
Dimaksudkan dengan angan-angan ini ialah panca indra yaitu lima indra, seperti:
1. Angan-angan yang terletak di ubun-ubun (kepala) yang menyimpan otak
untuk memikir akan keseluruhan keadaan.
2. Angan-angan mata yang digunakan untuk melihat segala keadaan.
3. Angan-angan telinga yang dipakai untuk mendengar keseluruhan keadaan.
4. Angan-angan hidung untuk mencium/membau seluruh keadaan.
5. Angan-angan mulut yang digunakan untuk merasakan dan mengunyah makanan.
2. Huruf Na + Ta
Noto, berarti ‘nutuk’.
3. Huruf Ca + Ba
Caba, berarti coblong (lobang) dan kata tersebut di atas berarti wadah atau
tampat yang dimilki oleh lelaki atau wanita saat menjalin rasa menjadi satu; adanya
perkataan kun berarti pernyataan yang dikeluarkan oleh pria dan wanita dalam
bentuk kata ya dan ayo dan kedua kata tersebut mempunyai persamaan arti dan
kehendak yaitu mau.
4. Huruf Ra + Ga
Raga, berarti ‘badan awak/diri’. Kata raga atau ragangan merupakan juga
kerangka dan kehendak pria dan wanita ketika menjalin rasa menjadi satu karena
bersama-sama menghendaki untuk menciptakan raga atau diri agar supaya dapat
terlaksana untuk mendapatkan anak.
5. Huruf Ka + Ma
Kama, berarti ‘komo’ atau biji, bibit, benih. Setiap manusia baik laki-laki
atau wanita pastilah mengandung benih untuk kelangsungan hidup; oleh karena itu
di dalam kata raga seperti terurai di atas merupakan kehendak pria dan wanita
untuk menjalin rasa menjadi satu. Karena itulah maka kata raga telah
menunjukkan adanya kedua benih yang akan disatukan dengan melewati raga, dan
dengan penyatuan kama dari kedua belah pihak itu maka kelangsungan hidup akan
dapat tercapai.
6. Huruf Da + Nya
Danya atau donya atau dunia.
Persatuan kedua benih atau kama tadi mengakibatkan kelahiran, dan kelahiran
ini merupakan calon keturunan di dunia atau (alam) donya; dengan demikian dapat
dipahami kalau atas kehendak Tuhan YME maka diturunkanlah ke alam dunia ini
benih-benih manusia dari Kahyangan dengan melewati penyatuan rasa kedua jenis
manusia.
7. Huruf Ta + Ya
Taya atau toya, yaitu ari atau banyu. Kelahiran manusia (jabang bayi)
diawali dengan keluarnya air (kawah) pun pula kelahiran bayi tersebut juga
dijemput dengan air (untuk membersihkan, memandikan dsb); karena itulah air
tersebut berumur lebih tua dari dirinya sendiri disebut juga mutmainah atau
sukma yang sedang mengembara dan mempunyai watak suci dan adil.
8. Huruf Sa + Ja
Saja atau siji atau satu. Pada umumnya kelahiran manusia (bayi) itu hanya satu,
andaikata jadi kelahiran kembar maka itulah kehendak Tuhan YME. Dan kelahiran
satu tersebut menunjukkan adanya kata saja atau siji atau satu.
9. Huruf Wa + Da
Wada atau wadah atau tempat. Berbicara tentang wadah atau tempat, sudah
seharusnya membicarakan tentang isi pula, karena kedua hal tersebut tidak dapat
dipisah-pisahkan. Dengan demikian timbul pertanyaan mengenai wadah dan isi,
siapakah yang ada terlebih dahulu.
Pada umumnya dikatakan kalau wadah harus diadakan terlebih dahulu, baru
kemudian isi, sebenarnya hal ini adalah kurang benar. Yang diciptakan terlebih
dahulu adalah isi, dan karena isi tersebut membutuhkan tempat penyimpanan, maka
diciptakan pula wadahnya. Jangan sampai menimbulkan kalimat “Wadah mencari isi”
akan tetapi haruslah “Isi mencari wadah” karena memang ‘isi’ diciptakan
terlebih dahulu.
Sebagai contoh dapat diambilkan di sini: rumah, sebab rumah merupakan wadah
manusia, dan manusia merupakan isi dari rumah. Jadi jelaslah bahwa sebenarnya
isilah yang mencari wadah.
Sebagai bukti dari uraian di atas, dapatlah dijelaskan bahwa: kematian manusia
berarti (raga) ditinggalkan isi (hidup). Bagai pendapat yang mengatakan “wadah
terlebih dahulu diciptakan” maka mengenai kematian itu seharusnya wadah
mengatakan supaya isi jangan meniggalkan terlebih dahulu sebelum wadah
mendahului meninggalkan. Hal ini jelas tidak mungkin terjadi, apalagi kalau
kematian itu terjadi dalam umur muda dimana kesenangan dan kepuasan hidup
tersebut belum dialaminya.
Demikianlah persoalan wadah ini dengan dunia, karena sebelum dunia ini
diciptakan (sebagai wadah) maka yang telah ada adalah (isinya) Tuhan YME.
Pendapat lain mengatakan kalau sebelum diadakan jalinan rasa maka keadaan masih
kosong (awangawung). Tetapi setelah jalinan rasa dilaksanakan oleh pria dan wanita
maka meneteslah benih dan apabila benih tadi mendapatkan wadahnya akan terjadi
kelahiran. Sebaliknya kalau wadah tersebut belum ada maka kelahiran pun tidak
akan terjadi, yang bearti masih suwung atau kosong. Meskipun begitu, “hidup’
itu tetap telah ada demikian pula “isi’, dan dimanakah letak isi tadi ialah
pada ayah dan ibu. Maka selama ayah dan ibu masih ada maka hidup masih dapat
membenihkan biji atau bibit.
10. Huruf La + Pa
Lapa atau mati atau lampus. Semua keadaan yang hidup selalu dapat bergerak,
keadaan hidup tesebut kalau ditinggal oleh hidup maka disebut dengan mati.
Sebenarnya pemikiran demikian itu tidak benar, akan tetapi kesalahan tadi telah
dibenarkan sehingga menjadi salah kaprah. Sebab yang dikatakan mati tadi
sebenarnya bukanlah kematian sebenarnya, akan tetapi hidup hanyalah
meninggalkannya saja yaitu untuk mengembalikan semua ke asalnya, hidup kembali
kepada yang menciptakan hidup, karena hidup berasal dari suwung sudah tentu
kembali ke suwung atau kosong (awangawung) lagi. Akan tetapi sebenarnya
dapatlah dikatakan bahwa suwung itu tetap ada sedangkan raga manusia yang
berasal pula dari tanah akan kembali ke tanah (kuburan) pula.
Wallahua’lam
0 komentar:
Posting Komentar