Rabu, 28 November 2012

Pengenalan Psikologi Sejak Dini


Kurangnya pengenalan tentang masalah kejiwaan akan berpotensi membuat seseorang kurang
mengenal potensi maupun kekurangan dari dirinya, khususnya masalah kejiwaan.
Akibatnya akan beragam, tapi akan lebih nampak pada remaja. Mereka dengan ketidak mengertiannya
mengenai seluk beluk kejiwaan akan membentuk pribadi yang cenderung subyektif dan egosentris.
Mereka tidak mengetahui mengenai tipe tipe kepribadian. Kurang tahunya potensi diri akan
menyebabkan mereka cenderung mengambil keputusan berdasarkan emosinya maupun pengaruh
teman temannya.
Para orangtua umumnya tidak memberikan bimbingan psikologis yang baik pada anak anak mereka.
Entah karena ketidak tahuan mereka ataupun karena mereka tdak menganggap hal itu sesuatu yang
penting. Para remaja lebih suka curhat ke kawan kawan mereka yang notabene pengetahuan
psikologisnya sama sama kurang.
Jika ada perilaku anak remaja yang aneh aneh, para orang tua umumnya berusaha memahami bahwa
itu adalah suatu kewajaran yang memang harus dialami setiap remaja. padahal jika perkembangan
seseorang tidak mulai diarahkan sejak remaja, maka mereka akan menemukan kesulitan untuk
membentuk diri menjadi pribadi dewasa.
Sebaiknya kita semua sudah ahrus mulai berpikir untuk mulai melakukan pengenalan psikologi sejak
dini pada diri kita, keluarga kita, dan orang orang terdekat kita.
Salah satu langkah yang harus kita lakukan sebelum mulai mengenalkan psikologi kepada keluarga
kita, kita harus terlebih dahulu memiliki wawasan yang memadai dan paham secara garis besar
mengenai masalah psikologi.
Kita dapat mendapatkannya dari bangku kuliah, buku buku psikologi maupun yang mengenai
kejiwaan, artikel psikologi di koran maupun di Internet, rubrik konsultasi di berbagai media.
Setelah kita memiliki wawasan yang cukup, konsultasikan kepada orang yang lebih paham dari kita
karena masalah pembentukan psikologi sama seperti nasehat kesehatan seorang dokter. Jika dokter
salah dalam diagnosa dan memberikan obat, maka akibatnya akan berbahaya bagi pasiennya. Begitu
juga kita dalam memberikan bimbingan kejiwaan pada seseorang. Jika kita salah mendiagnosa
problem klien akan mengakibatkan salah dalam advis solusi sehingga kemungkinan klien akan
mengambil keputusan yang beresiko.
Mungkin hal ini terdengar menakutkan, namun seperti di dunia nyata pada umumnya, kita selalu
membutuhkan dokter, maka begitu juga kita sekarang harus sudah mulai berpikir untuk membutuhkan
jasa seorang psikolog.
Untuk para remaja, mereka akan sangat selektif dalam memilih orang yang akan ia dengarkan
ucapannya. Maka dalam penyampaian bimbingan kejiwaan pada remaja, sebaiknya dengan
menggunakan pendekatan yang dapat diterima oleh remaja tersebut. Pendekatan yang menggurui akan
ditinggalkan oleh mereka. Kita harus dapat memposisikan diri sebagai "teman" mereka sehingga
mereka memiliki kepercayaan untuk mau menceritakan (curhat) problemanya kepada kita.
Setelah itu penting untuk tidak langsung menghakimi maupun menyalahkan si remaja tersebut dengan
berbagai masalahnya, namun kita harus bersikap mengerti dan memahami serta memberikan solusi
untuk mereka. Remaja yang disalahkan akan menolak karena pada masa itu rasa egoisnya sedang
tinggi tingginya.

0 komentar:

Posting Komentar